Kisah Qarun yang dibenamkan Allah bersama hartanya ke dalam bumi mestilah sering kita dengarkan. Hingga kemudian muncul istilah “harta karun” untuk menyebut harta rahasia dan tersembunyi yang ditemukan. Qarun bukan sekedar kisah pengantar tidur. Qarun adalah kisah berharga bagaimana Allah mengajarkan manusia tentang hakikat harta dan kekayaan.

Allah Maha Adil. Orang-orang yang diberikan kelebihan harta dan mau bersyukur, menginfakkan harta-Nya di jalan Allah maka dijaminlah mereka ini dengan balasan yang berlipat lagi, harta yang lebih banyak lagi. Bahkan jaminan surga pun jadi hadiah yang luar biasa.

Namun sebaliknya, ia menunjukkan bagaimana orang yang menahan harta dan hanya tahu memperkaya diri sendiri, berakhir dengan tragis dan sama sekali tidak membawa pada kebaikan.

Sederhana bagi Allah, Dia memberikan balasan sesuai apa yang kita kerjakan. Mudah bagi Allah dalam sekejap mata saja mengakhiri keangkuhan seseorang. Persis seperti Qarun yang “lupa ingatan” tentang siapa dia dahulu, tentang siapa yang telah mengangkat derajat dan hartanya. Hingga datang pun orang berilmu menasehati, tidak ada yang didengarkan. Dan azab itu pun terjadi di depan mata, disaksikan bahkan oleh banyak orang.

“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap adzab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)” (QS. Al-Qasas:81).

Kisah ini bukan hanya kicauan masa lalu semata. Nyatanya, hari ini muncul Qarun-Qarun lainnya. Berapa banyak orang yang sibuk mengumpulkan harta? Bermewah-mewah dengannya? Pun diberikan nasihat, diberikan ceramah, langsung tutup telinga?

Ingatlah, tidak pula Qarun hanya soal orang-orang kaya dengan kelebihan harta. Orang-orang yang berkecukupan pun tapi menolak menginfakkan harta dengan alasan hidup pas-pasan maka Allah punya cara lain menahan kebaikan atas mereka.

Sedikit atau pun banyak, semuanya adalah milik Allah. Tidak layak bagi kita merasa sombong. Bukankah kematian tidak menyisakan satupun dari harta itu? Bukankah kematian tidak membuat satupun dari harta diizinkan menemani kita? Hanya pahala menginfakkannya yang menyatu dengan kita.

Kisah Qarun harusnya cukup bagi kita menjadi pelajaran. Harusnya kisah Qarun mampu mengetuk hati kita dan menghadirkan ketakutan jiwa pada Allah. Tidak ada harta yang sempurna milik kita maka tidak pantas kita bangga atasnya. Dan semestinya kita menginfakkannya karena akhirnya hanya harta yang diinfakkanlah yang benar-benar akan menjadi harta kita.